Kutai Timur, Ditjen Aptika – Penerapan teknologi Internet of Things (IoT) membantu petani di Kabupaten Kutai Timur memperkirakan kondisi cuaca dan jumlah pupuk pada lahan pertanian. Teknologi tersebut berupa sensor tanah dan cuaca yang dipantau melalui aplikasi monitoring.
“Aplikasi yang diberikan sangat bermanfaat. Cocok untuk melihat kondisi tanah dan curah hujan,” ujar petani Desa Miau, Juman saat acara panen raya dan talkshow bertema “Petani Kini dan Esok: Kita dan Teknologi Digital dalam Meningkatkan Hasil Usaha Tani” di Desa Miau Baru, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur, Kamis (25/08/2022).
Manfaat itu dirasakan juga oleh petani lain, Norteng yang menyebut ia kini dapat memperkirakan kebutuhan unsur Nitrogen, Phospate dan Kalium pada lahan pertanian. “Kebutuhan unsur Nitrogen, Phospate dan Kalium (pada lahan) bisa dilihat. Ini sangat bagus,” sebutnya.
Sementara itu, Dosen Fakultas Pertanian UGM, Bayu Dwi Apri Nugroho mengatakan pertanian digital yang dilaksanakan saat ini untuk membangun ekosistem pertanian digital suatu kawasan, dengan proses bisnis dari hulu hingga ke hilir.
“Idealnya teknologi pertanian tidak hanya soal peningkatan produktivitas dan peningkatan hasil panen, tapi perlu dipikirkan juga untuk penjualannya. Di sini kita juga sediakan toko tani, off taker, dan akses perbankan,” jelasnya.
Bayu mengungkapkan, penerapan aplikasi monitoring ini sempat terkendala sehingga petani tidak dapat menggunakannya. Namun hal itu sudah teratasi dengan mengalihkan ke website yang baru.
“Petani sudah dapat berkomunikasi dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan pendamping untuk informasi lebih lanjut,” sebutnya.
Selain menghitung jumlah kebutuhan pupuk, data dari sensor tanah dan cuaca itu juga dapat digunakan petani dan toko tani (sebagai supplier kebutuhan petanian) untuk menghitung biaya yang diperlukan.
“Selain itu, pemerintah juga dapat menggunakan data tersebut untuk membuat kebijakan terhadap kebutuhan pertanian seperti pupuk dan insektisida,” pungkas Bayu.
Lihat juga: Pertanian Presisi Berbasis IoT Tingkatkan 30% Hasil Petani Sukabumi
Sedangkan perwakilan Direktorat Ekonomi Digital Kemkominfo, Bahtiar Minarto menyampaikan program Transformasi Digital Sektor Pertanian Maritim Logistik bertujuan agar masyarakat mendapatkan nilai tambah melalui penerapan teknologi IoT.
“Teknologi berupa sensor tanah dan cuaca diharapkan bisa meningkatkan efisiensi dan produktivitas lahan,” ujar Bahtiar. (aaz)