Semarang, Ditjen Aptika – Dalam rangka memaksimalkan pelayanan publik, Kementerian Kominfo bersama Badan Pengembangan SDM Kemendagri mengadakan kegiatan Literasi Digital di wilayah Jawa Tengah. Kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan kompetensi ASN di bidang digital.
“Literasi Digital berguna untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kecakapan penggunaan teknologi digital serta mendorong ASN untuk lebih mengenal dan mengadopsi teknologi digital dalam melayani masyarakat,” kata Direktur Pemberdayaan Informatika, Bonifasius Wahyu Pudjianto saat kegiatan Literasi Digital Sektor Pemerintahan di Semarang, Selasa (26/07/2022).
Pria yang akrab disapa Boni tersebut menjelaskan kegiatan Literasi Digital di lingkungan Provinsi Jawa Tengah merupakan seri kedua dilaksanakan di daerah, diselenggarakan selama empat hari secara hybrid (daring dan luring) dan dibagi ke dalam delapan batch dengan target 24.000 ASN di wilayah Jawa Tengah.
“Sebelumnya dilaksanakan di Jawa Timur dengan jumlah ASN terliterasi sebanyak 17.350 peserta. Diharapkan di Jawa Tengah ini dapat melampaui capaian tersebut,” ujarnya.
Boni pun mengharapkan dukungan dari pemerintah provinsi setempat untuk mendorong ASN di lingkungan pemerintahan daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota untuk ikut berpartisipasi.
“Kegiatan literasi digital ini berfokus pada empat materi utama, yakni budaya digital (digital culture), etika digital (digital ethics), keamanan digital (digital safety), dan keterampilan digital (digital skills),” terangnya.
Sementara itu Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Sumarno menyampaikan perkembangan era digital yang cepat, menuntut ASN memahami teknologi terlebih dulu dibanding masyarakat. “Sebagai ASN tidak boleh ada lagi istilah gaptek agar bisa merespon kebutuhan masyarakat,” ucapnya.
Lihat juga: Kominfo Ajak ASN Bengkulu Tingkatkan Literasi Digital Masyarakat Desa
Sumarno berharap melalui kegiatan literasi digital tersebut ASN menjadi penyeimbang hiruk pikuk persebaran informasi di tengah masyarakat. Ia juga meminta ASN tidak mudah menyebarkan informasi yang belum terkonfirmasi kebenarannya.
“Hal itu karena informasi adalah data untuk mengambil kebijakan dan keputusan yang tepat dan bermanfaat bagi masyarakat,” tegasnya.
Sedangkan praktisi konten digital, Gatot Shandy menjelaskan sembilan hal yang mungkin terjadi jika tidak menyaring sebuah informasi. Yaitu maraknya berita hoaks, hate speech, cuberbullying, misinformasi, malinformasi, salah koneksi, disinformasi, satir, dan framing negatif.
“Sama halnya di dunia nyata, di dunia maya kita terikat dengan hukum dan norma. Sehingga kita perlu sensitif dan empati, serta mampu menjaga perkataan dan perbuatan agar selaras dengan norma-norma di wilayah tersebut,” katanya.
Gatot menyampaikan, berkomunikasi di internet perlu memahami etika digital atau netiquette (netiket). Suatu hal yang benar tidak selalu diterima oleh khalayak umum.
“Dengan menyadari kita semua manusia yang memiliki perasaan, menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan, serta menjaga ucapan dan tulisan, serta tidak merendahkan pendapat orang lain,” tuturnya.
Gatot juga membagikan lima strategi dalam menyaring sebuah informasi, yakni THINK (True, Hurtful, Inspiring, Necessary, Kind). “Yaitu apakah informasi tersebut sebuah fakta, tidak berpotensi menyakiti pihak lain, menginspirasi, dibutuhkan, dan berdampak baik,” jelasnya.
Lihat juga: Hadapi Era Disrupsi, ASN Harus Miliki Kemampuan Literasi Digital dan Literasi Data
Sementara narasumber dari Saka Milenial Kwartir Jawa Tengah, Sukma Wahyu Wardono menjelaskan penggunaan aplikasi Zoom, Google Meeting, Dropbox, Google Drive, Microsoft Teams, kalender online, serta spreadsheet dalam pengolahan data.
“Sekarang sebagai ASN segala bentuk pekerjaan membutuhkan keterampilan digital dalam penyelesaian tugas. Keahlian digital menjadi penting dilihat dari tantangan yang dihadapi pada era digital ini,” katanya.
Selain itu Sukma juga menjelaskan tips agar terhindar dari pencurian data. Hal itu menjadi krusial mengingat data pribadi rawan terekspos dan disalahgunakan, yang berakibat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Turut hadir dalam acara Kepala Pusat Pengembangan SDM Regional Yogyakarta, Agus Iriawan; Kepala Pusat Badan Pengembangan SDM Kemendagri, Dian Andy Permana; dan Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pemerintahan, Niki Maradona. (hth)