Surabaya, Ditjen Aptika – Layanan gudang online (digital fulfillment) bisa menjadi solusi bagi UMKM di Kota Surabaya untuk mengatasi kendala penyimpanan dan pengiriman barang. Pelaku UMKM akan lebih fokus melakukan pengembangan usaha dan peningkatan penjualan.
“Dengan adanya digital fulfillment yang telah dipersiapkan, para pelaku UMKM kini memiliki gudang penyimpanan barang warehouse untuk ketersediaan barang,” kata Ketua Tim Transformasi Digital Sektor Pertanian, Maritim, dan Logistik Kementerian Kominfo, Wijayanto saat sosialisasi Optimasi Penjualan dengan Digital Fullfilment di Surabaya, Selasa (19/7/2022).
Wijayanto pun menambahkan, nantinya ketersediaan barang dapat dipantau langsung oleh pelaku UMKM secara daring. Selain itu, gudang online juga akan memudahkan proses packing dan pengiriman barang.
“Kehadiran digital fulfillment ini diharapkan dapat membantu UMKM memiliki gudang di mana saja, sehingga mendekatkan kepada konsumen baik produksi barang, makanan, maupun minuman,” ujarnya.
Dengan begitu, lanjut Wijayanto, pelaku UMKM dapat lebih fokus dalam pengembangan usaha. Hal itu dapat membantu mengurangi pengeluaran UMKM, selain masalah lain yang sering muncul seperti biaya sewa tempat dan gaji karyawan.
“UMKM manapun dapat bergabung. Pokoknya yang sudah berjualan secara online. Daripada mereka merekrut orang lagi untuk penyimpanan, pengemasan dan pengiriman, mereka dapat menfaatkan jasa ini secara keseluruhan,” imbuhnya.
Kementerian Kominfo melalui Ditjen Aptika menggandeng startup Crewdible yang merupakan pionir gudang online di Indonesia sejak tahun 2017. Gudang daring itu pun tersebar hampir di seluruh Indonesia dengan pelayanan profesional.
“Layanan gudang online ini sudah ada di hampir semua kota besar di Indonesia. Seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, dan rencananya bertambah di Makassar,” kata Wijayanto.
Lihat juga: Layanan Gudang Daring untuk Optimasi Penjualan Marketplace
Salah satu pelaku UMKM di bidang kerajinan kulit, Agus Nanang, tampak antusias dengan adanya digital fullfilment. UMKM yang mengambil nama ‘Jhon Anglo’ berharap layanan itu dapat mempercepat penjualan pasca pandemi.
“Ini luar biasa. Saya sebagai pelaku usaha merasa jika di sisi penjualan offline banyak berhenti karena banyak taruh barang di sana-sini. Saya berharap inisiasi ini dapat membantu dalam produksi massal. Dengan dibantu tangan kedua, semoga bisa growing up,” tuturnya.
Begitu pula tanggapan pelaku UMKM di bidang kuliner, Sani Wilana. UMKM dengan nama ‘180 Cake and Desert’ itu memiliki kendala dalam jasa antar kue. Adanya gudang online dapat membantu pengiriman kue tart secara cepat dan aman.
“Khawatirnya kalau pakai Ojek Online tidak sebaik saat pengiriman pertama. Selama ini saya pakai kurir pribadi, kadang mereka banyak tidak bisanya karena sistem cabutan. Semoga dengan adanya program ini saya dapat terbantu,” pungkas Sani. (rai)