Labuan Bajo, Ditjen Aptika – Penerapan physical distancing dan meningkatnya kekhawatiran publik tentang COVID-19, telah menciptakan lingkungan yang sangat membatasi ruang gerak para UMKM dalam melakukan bisnisnya. Salah satu solusi yang dapat diterapkan oleh UMKM adalah dengan go digital. Namun dalam transformasi digital tersebut perlu dibarengi dengan keterlibatan teknologi dan platform digital.
Merespon hal tersebut Center for Digital Society (CfDS) bekerjasama dengan Meta, Kominfo, dan APJII mengadakan acara yang bertajuk Meta Bacarita Produk Lokal: UMKM Berdaya untuk Indonesia, sebagai salah satu rangkaian agenda Digital Economy Working Group (DEWG) pada perhelatan G20 di Labuan Bajo, Kamis (21/7/2022).
Kegiatan itu membahas akselerasi ekonomi digital melalui UMKM yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, seperti perwakilan UMKM yang tergabung dalam Asosiasi Kelompok Usaha Unitas Labuan Bajo (Akunitas), mahasiswa Poltek eLBajo, komunitas-komunitas lokal, perwakilan pemerintah daerah, dan masyarakat umum.
Acara dibuka oleh Dedy Permadi selaku perwakilan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, dimana menurutnya peningkatan ekonomi melalui UMKM dapat dilaksanakan apabila seluruh pemangku kepentingan bekerja sama. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan edukasi untuk pelaku UMKM agar dapat memanfaatkan ruang digital secara positif, produktif, dan kreatif.
Menyambung hal tersebut Dirjen Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan menyampaikan bahwa selain peningkatan literasi digital upaya yang dilakukan oleh Kemkominfo dalam mendukung transformasi digital yaitu memberikan wadah untuk pengembangan bisnis UMKM.
“Kementerian Kominfo memiliki program UMKM Go Online yang bisa diikuti pelaku UMKM. Melalui program ini, pemerintah berupaya mengoptimalisasi potensi dan peningkatan produktivitas UMKM melalui digitalisasi, khususnya bagi UMKM yang masih menjalankan usahanya secara luring. Harapannya, UMKM dapat semakin berkembang dan memperluas jangkauan pemasaran produk hingga ke pasar global,” ujar Semuel.
Selaras dengan hal tersebut, Ketua Umum APJII, Muhammad Arif menyampaikan bahwa APJII juga aktif memberikan akses di daerah tanpa jaringan internet melalui program Desa Internet Mandiri. Program ini menyasar desa-desa di luar daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T).
“Saat ini kesadaran UMKM memanfaatkan platform digital sangat rendah, masih banyak yang menggunakan cara-cara konvensional dalam menjajakan produknya. Maka dari itu, kami selalu berupaya untuk memberikan sosialisasi kepada UMKM terkait keunggulan dari menggunakan platform digital dalam memasarkan produk,” tegas Arif.
Direktur Kebijakan Publik Meta untuk Asia Tenggara, Rahimah Abdulrahim menjelaskan Meta akan terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendorong pemanfaatan teknologi digital guna membantu pelaku UMKM agar dapat tumbuh dan maju.
“Kami mendukung pertemuan G20 dan pemerintah Indonesia dalam mewujudkan visi untuk membangun teknologi masa depan melalui beragam program strategis, investasi, dan teknologi. Termasuk berbagai program bagi pelaku UMKM agar mereka dapat mengembangkan bisnisnya. Kesuksesan pemanfaatan teknologi digital ini tentunya dalam rangka mendorong ekonomi lokal yang berkelanjutan,” kata Rahimah.
Tentang Center for Digital Society (CfDS) UGM
Center for Digital Society (CfDS) UGM adalah pusat studi yang berada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada. Melalui berbagai penelitian dan acara diskusi publik, CfDS berupaya memberikan sarana edukasi kepada masyarakat mengenai literasi dan pemanfaatan teknologi digital. (sva)