Jakarta, Ditjen Aptika – Isu mengenai arus data lintas batas ramai diberitakan media selama sehari terakhir. Isu tersebut mengemuka dalam Presidensi G20 karena setiap negara memiliki sistem hukum dan budaya masing-masing berkaitan dengan pelindungan data pribadi.
“Kepercayaan tampaknya menjadi elemen yang perlu digunakan untuk mengatasi kekurangan kerangka hukum yang selaras untuk perlindungan data pribadi,” kata Dirjen Aptika, Semuel A. Pangerapan dikutip dari Jpnn.com, Kamis (28/07/2022).
Berlandaskan hal itu, Kemkominfo menyelenggarakan lokakarya mengenai identifikasi langkah-langkah penyeimbangan kepentingan bagi multi stakeholder pada arus data lintas batas.
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian pertemuan ketiga Kelompok Kerja Ekonomi Digital atau 3rd Digital Economy Working Group Meeting (DEWG) Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022. Pembahasan mencakup arus Cross-Border Data Flow (CBDF) dan Data Free Flow with Trust (DFFT).
Menkominfo Johnny Plate Ajak Warga Kuningan Semakin Cakap dalam Berdigital
Selain itu, isu mengenai webinar bertajuk Etika Berjejaring: Jarimu, Harimaumu! juga ramai diberitakan media. Program literasi digital kali ini menyasar kepada puluhan ribu siswa dan siswi di Kabupaten Kuningan.
Menkominfo, Johnny G. Plate mengatakan program literasi digital bertujuan meningkatkan pengetahuan dalam pemanfaatan media digital. Siswa dan masyarakat diharapkan paham pentingnya melek teknologi digital.
“Jadi untuk mendukung percepatan transformasi digital secara nasional, maka kami terus mengadakan berbagai kegiatan yang bersifat membangun kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam memanfaatkan media digital,” katanya dikutip dari Kumparan.com, Kamis (28/07/2022).
Menurutnya dampak pandemi dan kemajuan Industri 4.0 semakin mendorong masyarakat untuk terus beradaptasi dan bertransformasi di berbagai sektor kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Maka dari itu, dibutuhkan sumber daya manusia yang memadai serta dapat mengembangkan keterampilan di dunia digital. (pag)