Smart Farming untuk Tingkatkan Produktivitas Petani Sumba Timur

Ketua Tim Transformasi Digital Pertanian Maritim Logistik Kementerian Kominfo, Wijayanto menjelaskan smart farming saat Sosialisasi Petani Digital 4.0 di Kabupaten Sumba Timur (23/06/2022).

Sumba Timur, Ditjen Aptika – Ditjen Aplikasi Informatika mendorong petani di Kabupaten Sumba Timur mengadopsi smart farming terpadu berbasis pertanian presisi. Hasil panen bisa meningkat hingga 2-5 ton per hektar melalui alat pertanian pintar.

“Dengan teknologi ini diharapkan bisa menekan biaya produksi dan meningkatkan pendapatan petani,” kata Ketua Tim Transformasi Digital Pertanian Maritim Logistik (PML) Kementerian Kominfo, Wijayanto saat Sosialisasi Petani Digital 4.0 di Kabupaten Sumba Timur, Kamis (23/06/2022).

Lebih lanjut Wijayanto menjelaskan, dengan penggunaan Internet of Things (IoT) petani bisa menekan pemakaian pupuk hingga 70% tergantung jenis komoditas dan kondisi lahan. Selain itu, petani juga dapat mengetahui keadaan cuaca sehingga pemupukan menjadi optimal.

“Dengan begitu peningkatan hasil panen bisa terjadi hingga 2-5 ton per hektar, karena alat pertanian pintar memberi gambaran pupuk dan keadaan dan kebutuhan unsur hara tanah. Dengan aplikasi petani juga dapat akses pasar secara langsung, sehingga petani mendapatkan harga yang lebih baik dan transparan,” tandas Wijayanto.

Perangkat yang telah terpasang akan terkoneksi dengan aplikasi pertanian yang dapat diakses melalui platform Android. Sehingga para petani tidak perlu datang ke lokasi, hanya cukup melihat dari smartphone fitur-fitur yang diinginkan.

Wijayanto berharap semua rantai nilai pertanian mulai dari penyiapan modal, penyiapan lahan, teknis penanaman, teknis pemeliharaan sampai panen dan pasca panen nantinya semua bisa dilakukan secara digital dan terintegrasi.

Kegiatan sosialisasi tersebut merupakan rangkaian kegiatan pasca survei dan pemasangan perangkat teknologi. Setelah sosialisasi, petani akan terus didampingi hingga waktu panen raya untuk menyambut hasil pemanfaatan teknologi digital.

“Pada tahun 2022 ini akan ada tiga lokasi yang akan dilakukan implementasi teknologi digital sektor pertanian, salah satunya di Kabupaten Sumba Timur, tepatnya di Desa Kadumbul dan Desa Kawangu,” pungkas Wijayanto.

Lihat juga: Pertanian Presisi Berbasis IoT Tingkatkan 30% Hasil Petani Sukabumi

Para petani di Kab. Sumba Timur diajarkan langsung cara menggunakan aplikasi dalam menunjang pertanian dalam Sosialisasi Petani Digital 4.0 (23/06/2022).

Beberapa petani yang mengikuti sosialisasi tersebut tampak antusias dan optimis teknologi pertanian presisi dapat bermanfaat dan meningkatkan pendapatan mereka. Salah satu petani dari Desa Kedumbul, Robertus mengatakan ia akan mencoba aplikasi tersebut agar lebih efektif dan efisien dalam pemberian pupuk.

Tentang Teknologi Pertanian Presisi

Pengembang perangkat pertanian presisi, Bayu Dwi Apri Nugroho menyatakan teknologi tersebut terdiri dari sensor cuaca dan tanah, serta aplikasi pendukung untuk memenuhi kebutuhan teknologi digital di sektor pertanian.

Sensor cuaca mencakup fitur-fitur seperti sensor arah dan kecepatan angin, sensor cahaya matahari dan ultraviolet, sensor temperatur dan kelembapan udara, dan sensor hujan. Sensor cuaca dapat memberikan prediksi cuaca yang akurat seperti menentukan jadwal tanam, mengukur kebutuhan air, hingga menentukan komoditas terbaik yang akan dibudidayakan.

“Selain itu sensor cuaca ini dapat berfungsi sebagai peringatan dini yang memberikan notifikasi kondisi terkini terkait tanah dan cuaca, dari peringatan dini ini akan muncul rekomendasi tentang apa yang harus petani lakukan untuk meminimalisir risiko,” jelas Bayu yang juga dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada.

Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada, Bayu Dwi Apri Nugroho (23/6).

Sedangkan sensor tanah mencakup fitur-fitur sensor Ph Tanah, sensor Nitrogen Kalium dan Phosphate, sensor kelembapan, suhu, dan konduktifitas tanah. Sensor-sensor tersebut dapat mengetahui kondisi tanah agar para petani dapat menentukan teknik budidaya yang tepat dan mengontrol penggunaan saprodi atau saprotan.

Untuk mendapatkan informasi-informasi tersebut, lanjut Bayu, petani dapat mengaksesnya lewat platform Food Estate, yakni Seed. Aplikasi ini memiliki banyak fitur dan kegunaan bagi masing-masing stakeholder, seperti petani, kelompok tani, penyedia alsintan, penyuluh, hingga offtaker (pembeli).

Fitur bagi petani:

  • Pengelolaan Lahan
  • Perencanaan Penanaman
  • Jadwal Perawatan Tanaman
  • Pengelolaan Hasil Panen
  • Laporan Gangguan /Hama
  • Informasi Cuaca Realtime
  • Forum Komunikasi
  • Informasi Harga Pangan terbaru

Fitur bagi kelompok tani (Poktan):

  • Manajemen Anggota Poktan
  • Pengelolaan Lahan
  • Perencanaan Tanam
  • Perawatan Tanaman
  • Pengelolaan Hasil Panen
  • Alsintan dan Saprotan
  • Informasi Harga

Fitur bagi gabungan kelompok tani (Gapoktan):

  • Manajemen Anggota Gapoktan
  • Pengelolaan Lahan
  • Pengelolaan Hasil Panen
  • Alsintan dan Saprotan
  • Informasi Harga

Fitur bagi penyuluh pertanian:

  • Manajemen Poktan Gapoktan
  • Daftar Lahan
  • Laporan Gangguan
  • Informasi Cuaca
  • Forum
  • Informasi Harga

Fitur bagi offtaker (pembeli):

  • Melihat dan Membeli hasil panen
  • Informasi Harga

Fitur bagi penyedia alat dan mesin pertanian:

  • Input dan Pengelolaan Alsintan dan Saprotan

“Harapannya para petani di Kabupaten Sumba Timur dapat efektif memanfaatkan alat dan aplikasi ini. Sehingga tujuan utama kita dalam meningkatkan produktivitas petani di Kabupaten Sumba Timur dapat terwujud,” tutup Bayu. (lry)

Galeri Foto Sosialisasi Petani Digital 4.0 di Kabupaten Sumba Timur:

Koordinator-Pengendalian-OPT-Serealia-Kementerian-Pertanian.-Gandi-Purnama
Koordinator-Pengendalian-OPT-Serealia-Kementerian-Pertanian.-Gandi-Purnama
« of 16 »
Print Friendly, PDF & Email