Pekanbaru, Ditjen Aptika – Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut tetap cepat dalam memberikan pelayanan ditengah era disrupsi. Akselerasi kompetensi digital ASN dilakukan dalam merespon tantangan tersebut.
“Hal utama yang perlu dan wajib dilakukan adalah menggalakkan budaya literasi teknologi pada ASN, antara lain literasi digital dan literasi data,” kata Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan, Niki Maradona pada kegiatan Literasi Digital Sektor Pemerintahan: Peningkatan Kompetensi di Bidang Teknologi Digital bagi ASN di Provinsi Riau, Jumat (27/05/2022).
Ia menjelaskan kompetensi atas literasi digital adalah kemampuan dalam penggunaaan teknologi digital dan teknologi informasi lainnya yang digunakan dalam penyelesaian pekerjaan.
“Sedangkan kompetensi literasi data yaitu mengetahui potensi data yang melimpah dan penggunaan big data dalam pengambilan kebijakan yang tepat sasaran dan pelayanan publik yang berkualitas,” jelasnya.
Peningkatan kompetensi tersebut, tambah Niki, dapat membangun pola pikir ASN yang komprehensif, holistik, dan sistematis melalui penguasaan teknologi. Sehingga memiliki integritas yang tinggi dan profesional dalam pelayanan.
Seperti diketahui, Direktorat Pemberdayaan Informatika bekerja sama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) melaksanakan kegiatan literasi digital untuk ASN di Provinsi Riau.
Berdasarkan data dari BPSDM Provinsi Riau, per tahun 2022 terdapat sekitar 83 ribu PNS di Provinsi Riau yang terdiri dari pegawai provinsi dan kabupaten/kota.
“Kami sangat berharap BPSDM Provinsi Riau dapat mendorong peningkatan kompetensi di bidang teknologi digital untuk seluruh ASN, sehingga semakin cakap digital dalam menunjang tugas dan fungsinya,” tutup Niki.
Lihat Juga: Tingkatkan Kompetensi ASN Kemendagri, Kominfo Kenalkan Platform Pembelajaran Cloud
Sementara itu Kepala BPSDM Provinsi Riau, Asrizal menguraikan tiga fungsi ASN, yaitu pelaksana kebijakan publik, pelayanan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa.
“Ada juga tiga isu strategis nasional yang perlu kita sikapi bersama. Seperti isu tentang revolusi industri 4.0, bonus demografi, dan pandemi Covid-19 yang telah mendorong penggunaan teknologi informasi,” tutur Asrizal.
Menurutnya fungsi ASN dan isu strategis tersebut perlu disikapi dengan peningkatan kompetensi digital yang masih sejalan dan perlu dimiliki ASN, yaitu penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi.
“Penguasaan teknologi juga dapat menunjang penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang artinya ASN memanfaatkan teknologi informasi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat,” jelas Asrizal.
Ia juga menjelaskan bahwa program literasi digital dapat mendukung mewujudkan Provinsi Riau yang berdaya saing, sejahtera, bermanfaat dan unggul di Indonesia. Hal itu sesuai dengan visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Riau periode 2019-2024.
“Peningkatan kompetensi literasi digital ASN diharapkan dapat menjawab tuntutan perubahan dan kebutuhan reformasi dan transformasi birokrasi,” pungkas Asrizal.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh 3000 peserta daring yang berasal dari Pemerintah Provinsi Riau dan pegawai yang berada di lingkungan pemerintah Kabupaten/Kota Riau. (pag)