Jakarta, Ditjen Aptika – Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) merupakan salah satu program yang menjadi titik penting bagi kebangkitan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di tengah derasnya arus digitalisasi.
“Melalui program GNBBI, diharapkan mampu meningkatkan daya saing produk Indonesia lewat stimulus pelatihan ataupun pendampingan aktivitas bisnis UMKM ke ruang digital,” tutur Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel A. Pangerapan dalam Seminar Daring Adaptasi Teknologi Digital untuk Memperluas Pasar Digitalisasi UMKM Menembus Lintas Batas Pemasaran, dari Jakarta, Rabu (17/11/2021).
Dirjen Aptika mengatakan, untuk menjangkau pasar yang lebih besar, dorongan digitalisasi dan pemanfaatan teknologi terus dilakukan Kominfo dengan harapan UMKM dapat semakin berkembang dan menjangkau pasar global.
Gernas BBI, kata Semuel, di tahun 2020 lalu telah berhasil mengajak lebih dari 3,8 juta pelaku kreatif dan UMKM onboarding ke platform e-Commerce, sehingga jumlah UMKM yang sudah go digital mencapai 15 juta UMKM.
“Semuanya bergabung dengan platform online untuk memasarkan produknya,” ujarnya.
Dorong Kapasitas Adopsi Teknologi
Selain itu, Kementerian Kominfo juga terus melakukan berbagai langkah lainnya untuk mendorong peningkatan kapasitas dan peran UMKM, khususnya terkait adopsi teknologi.
“Mulai dari penyediaan aplikasi agregator omni-channel dan Point of Sales (PoS), aplikasi Learning Management System (LMS) untuk pelatihan, hingga pulsa telepon untuk mengakses aplikasi dan pelatihan melalui video conference,” papar Semuel.
Dengan fasilitasi toolkit tersebut diharapkan dapat meningkatkan jumlah UMKM active selling. Bahkan, Ditjen Aptika terus mengembangkan program pendampingan hingga ke pelosok-pelosok daerah.
Lihat juga: Pelatihan Digital untuk Bantu UMKM NTT Bangkit dari Pandemi
Melalui pelaksanaan webinar pada hari ini, Dirjen Aptika turut memberi apresiasi kepada pihak yang sudah terlibat.
“Besar harapan kami program ini akan terus berlanjut dan bisa membantu percepatan adopsi teknologi 4.0 bagi rekan-rekan UMKM kita, sehingga dapat mewujudkan UMKM Nasional yang menjangkau pasar dunia. Indonesia terkoneksi, semakin digital, semakin maju,” tandas Dirjen Semuel.
Perluas Active Selling
Menyambung pernyataan Dirjen Aptika, Direktur Ekonomi Digital Kominfo, I Nyoman Adhiarna mengatakan pengembangan terus dilakukan karena active selling mampu menjadi salah satu wadah memperluas dan memperkuat rantai pasok UMKM.
“Tidak perlu beli bahan baku dari luar daerah, tapi jual produknya ke luar daerah. Saling bantu jualan, maka hasilnya bisa dirasakan bersama-sama,” katanya dalam acara yang sama.
Direktur Nyoman mengungkapkan, melalui program tersebut para pelaku UMKM di daerah yang sama dapat saling bertemu dalam satu wadah, sehingga tercipta ekosistem UMKM dengan sendirinya.
“Semua produsen, bahkan ada yang memiliki usaha lebih dari satu, kalau sudah mengenal satu sama lain akan menjadi kekuatan dan peluang tersendiri,” ungkapnya.
Program active selling, lanjut Nyoman, memberikan fasilitas berupa dukungan pendampingan, training center, bantuan paket data, aplikasi aggregator marketplace, aplikasi kasir Point of Sales (PoS), dan aplikasi pembelajaran daring selama enam bulan.
Dari active selling, UMKM didorong untuk meningkatkan aktivitas toko online mereka yang ada di marketplace. Ini menjadi program lanjutan bagi 20.000 UMKM di pasar-pasar tradisional di sepuluh kota yang telah memiliki toko online.
Dari Juni hingga bulan Desember 2021 nanti, 26.000 UMKM tersebut akan didampingi dalam proses active-selling. Mereka mendapatkan materi-materi pelatihan dengan topik seperti Pemanfaatan Media Sosial, e-Commerce, Teknologi Keuangan, Aplikasi PoS dan Teknologi 4.0.
Selain itu, 26.000 UMKM juga akan mendapatkan fasilitas aplikasi agregator untuk memudahkan proses monitoring terhadap aktivitas toko-toko online di sejumlah marketplace.
Lihat juga: Luncurkan GNBBI 2021, Pemerintah Targetkan 30 Juta UMKM Onboarding Hingga Akhir 2023
“Selain pembangunan infrastruktur dan memberikan stimulus pelatihan digital, kami (Kominfo) juga terus melakukan sosialisasi literasi digital bagi UMKM. Harapannya, para UMKM dapat memiliki kemampuan dasar dalam memanfaatkan dan menanggulangi masifnya perkembangan teknologi,” pungkas Direktur Ekonomi Digital.
Webinar yang diselenggarakan secara hibrida dari Hotel Morrisey Jakarta itu, diikuti oleh UMKM binaan Kominfo dari 10 Kawasan Pariwisata Prioritas dan masyarakat umum. Hadir pula sebagai pembicara, Dewan Pengarah Badan Riset Inovasi Nasional, Marsudi Wahyu Kisworo. (hm.ys)