Jakarta, Ditjen Aptika – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Direktorat Layanan Aplikasi Informatika Pemerintahan (LAIP) bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) menyelenggarakan bimbingan teknis (bimtek) untuk uji coba (pilot project) implementasi penggunaan platform Aplikasi Pembelajaran Online Terpadu pada sekolah pendidikan Islam atau madrasah.
Bimtek penggunaan aplikasi berbasis cloud service yang diselenggarakan ini dalam rangka kolaborasi pengembangan digitalisasi pendidikan di Indonesia. Aplikasi ini nantinya disimpan di Pusat Data Nasional (PDN) Kominfo, yang mana bisa diakses di mana saja dan kapan saja dengan menggunakan internet.
Kegiatan ini merupakan salah satu implementasi dari Nota Kesepahaman antara Kominfo dan Kemenag Nomor: 494/MoU/M.KOMINFO/HK.04.02/07/2020 dan Nomor 5 TAHUN 2020 tentang Pembangunan Karakter Bangsa Melalui Penyelenggaraan Program Bidang Komunikasi dan Informatika dan Agama. Kemudian, ditindak lanjuti dengan Perjanjian Kerja Sama antara Dirjen Pendidikan Islam, Kemenag dengan Ditjen Aptika, Kementerian Kominfo yang saat ini sedang dalam proses finalisasi legal drafting.
Direktur LAIP, Bambang Dwi Anggono mengatakan, sistem pendidikan yang selama ini dipelajari bersama dan disosialisasikan merupakan bagian dari Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik atau e-government. Saat ini, lanjut Bambang, tantangan besar yang dihadapi adalah menyatukan layanan di Indonesia menjadi super apps agar data dan pelayanan jadi lebih terstandar dan terpadu.
“Kalau kami amati dari dahulu industri 3.0, sekolah mengembangkan sistem elektronik sendiri. Maka di era industri 4.0 sudah sangat jauh berbeda. Anak-anak sekarang bisa mengimbangi sekolah belajar secara online, satu aplikasi dipakai beramai-ramai. Maka, kenapa tidak kami buat pendidikan untuk masyarakat, satu aplikasi bagi semua madrasah nasional hingga kabupaten/kota baik negeri dan swasta,” kata Bambang ketika membuka acara bimtek secara virtual, Senin (15/11).
Bambang menjelaskan, terdapat efektivitas dan efisiensi bagi sekolah atau madrasah yang mengikuti pengembangan sistem informasi. Selama ini, aplikasi pendidikan dari luar negeri seperti Google Class dianggap sebagai aplikasi terbaik dalam mendukung pembelajaran daring.
Kini, Direktorat LAIP Kominfo menawarkan sebuah sistem informasi terpadu yang lebih baik dan lebih banyak fiturnya. “Modul penerimaan, pembelajaran, pindah kelas, dan lainnya. Lebih dari 10 ribu link kepada konten pendidikan dalam dan luar negeri. Anak kita memiliki kesempatan belajar lebih luas termasuk pembelajaran bahasa Inggris,” tutur pria yang akrab disapa Ibenk itu.
Bambang juga mengungkapkan, layanan berbasis daring dari luar negeri berpotensi mengganggu kedaulatan kekayaan intelektual dari anak-anak Indonesia. Oleh karena itu, aplikasi pembelajaran online terpadu pada sekolah pendidikan madrasah perlu didorong untuk menyelamatkan kedaulatan kekayaan intelektual putra-putri bangsa.
“Dengan sistem informasi terpadu yang dikelola pusat data nasional milik pemerintah Indonesia dan dikembangkan dengan bekerja sama bersama lembaga pendidikan dan kementerian terkait, Insya Allah kedaulatan kekayaan intelektual bisa dijaga dengan baik,” ucapnya.
Dengan adanya kerja sama dengan Kemenag, Bambang menilai banyak nilai positif dalam sistem informasi terpadu yang disediakan Kementerian Kominfo. Pihaknya juga mengapresiasi besarnya respons Kemenag atas kerja sama ini, sehingga madrasah di Indonesia berpotensi menggunakan sistem informasi pendidikan secara gratis, dan yang tak kalah penting adalah bisa bersaing dengan sistem yang disediakan dari luar negeri.
“Silakan memberi masukan agar dapat kami kembangkan untuk memenuhi kebutuhan madrasah. Diharapkan pelaksanaan bimtek ini bukan hanya untuk memahami fitur, tetapi juga pada akhirnya bisa memanfaatkan sistem ini dengan sangat baik dan memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk masyarakat,” ujarnya.
Kegiatan bimtek untuk uji coba implementasi penggunaan platform aplikasi pembelajaran online terpadu pada madrasah ini dilaksanakan di hotel de Braga, Kota Bandung. Bimtek yang dilaksanakan selama lima hari mulai dari 15-19 November 2021 ini diikuti puluhan peserta dari Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama, Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Direktorat Jenderal Aptika, Direktorat LAIP, Kominfo, tim dari PT Tata Consultancy Service Indonesia, perwakilan Kemenag Jawa Barat, dan 21 peserta perwakilan dari guru madrasah di Jawa Barat.
Kasi Kurikulum dan Evaluasi pada Subdit Kurikulum dan Evaluasi Direktorat KSKK Kemenag, Suwardi menuturkan, sosialisasi dan bimtek aplikasi pembelajaran online bagi madrasah amat penting bagi lembaga pendidikan di masa pandemi Covid-19. Dengan adanya pandemi, kata dia, ada satu perubahan yang harus dilakukan di mana pembelajaran di madrasah tidak hanya dilakukan tatap muka tetapi juga harus dilakukan secara daring.
“Sehingga apa yang digagas Kominfo dan Kemenag sangat penting bagi kami, agar guru-guru di madrasah semakin memiliki peluang yang seluas-luasnya untuk mengakses informasi sehingga pembelajaran semakin berkualitas,” katanya.
Menurut Suwardi, seluruh warga madrasah telah terbiasa dengan teknologi informasi dan menjadi kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut tercermin dari seluruh siswa madrasah yang telah menerapkan pembelajaran secara online.
“Dibutuhkan adanya perubahan pola pikir bahwa yang namanya madrasah cakap digital bukan sekadar memenuhi sarana dan prasarana digital, tetapi yang penting adalah bagaimana kami melayani siswa madrasah menganut prinsip-prinsip digital, yaitu layanan yang cepat, tepat dan datanya akurat,” tuturnya.
Ada dua paparan materi bimtek terkait pembelajaran secara daring yang menarik perhatian peserta. Pertama, aplikasi Pusat Pembelajaran Online. Sub Koordinator Pengembangan Aplikasi e-Pendidikan Ivan Syareza mengatakan, Pusat Pembelajaran Online berisikan konten marketplace pembelajaran. Di dalamnya, konten-konten bagi siswa dan siswi madrasah disiapkan Kemenag.
“Di dalamnya, siswa bisa mencari konten pembelajaran. Harus buat ID (akun) untuk registrasi. Konten yang ada di Pusat Pembelajaran Online ini berisi manajemen pembelajaran. Ibarat berlangganan konten pembelajaran seperti di marketplace dan semua konten di aplikasi disesuaikan dengan tingkat pendidikannya, misalnya untuk sekolah dasar atau MI (Madrasah Ibtidaiyah),” paparnya.
Sementara itu, salah satu peserta bimtek, Ardi Rahardi yang juga bagian kurikulum kesiswaan Kanwil Kemenag Jawa Barat menyambut baik kegiatan yang diselenggarakan Kominfo ini. Mengingat selama ini madrasah masih menggunakan sistem lama untuk penerimaan siswa baru.
“Kegiatan bimtek ini jadi harapan tersendiri, khususnya bagi madrasah. Salah satunya yang jadi sorotan adalah PPDB (Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru). Makanya di sini banyak yang memberikan masukan demi perbaikan, bahwa kami ingin supaya nanti saat penerimaan siswa baru, madrasah sudah punya satu sistem yang bisa diandalkan, dipercaya dan adil,” katanya.
Sebagai informasi, Aplikasi Pembelajaran Online Terpadu memudahkan guru dan siswa berinteraksi dan meningkatkan produktivitas dalam proses belajar mengajar. Data Aplikasi Pembelajaran Online Terpadu yang dikembangkan terintegrasi dengan sistem Satu Data Indonesia, untuk terwujudnya interoperabilitas dengan data aplikasi lainnya, khususnya EMIS (Education Management Information System) yang merupakan suatu sistem pendataan pendidikan yang dikelola oleh Kemenag.
Adapun Aplikasi Pembelajaran Online Terpadu didukung dengan Infrastruktur Pusat Data Nasional (PDN). Terdapat tiga modul dalam aplikasi ini, terdiri dari Penerimaan Peserta Didik Baru; Sekolah Virtual Berbasis Cloud; dan Modul Sistem Informasi Siswa.
Selain itu, dalam Aplikasi Pembelajaran Online Terpadu juga terdapat fitur-fitur guna mendukung proses belajar mengajar, seperti tersedia video conference yang terintegrasi dengan aplikasi, penggunaan tanda tangan elektronik pada aplikasi, penerbitan sertifikat oleh sistem secara langsung, ujian yang telah didukung dengan teknologi artificial intelligence (AI) dan machine learning, tersedianya link dengan 10 ribu konten pembelajaran internasional, dan fitur komunitas untuk interaksi antar anggota seperti dalam media sosial facebook.
Selain itu, terdapat juga fitur pembuatan konten pembelajaran secara langsung di sistem, pembuatan soal ujian langsung di sistem dan mendukung berbagai tipe soal (pilihan ganda, essay), tersedianya bank soal, tersedianya fitur jadwal dan absensi, tersedianya fitur perpustakaan, serta kemampuan mendukung manajemen user dari tingkat Kemenag pusat hingga madrasah.
Peserta Antusias Ikuti Bimtek Pelaksanaan Uji Coba Implementasi Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Online Terpadu
Kegiatan bimbingan teknis (bimtek) untuk uji coba (pilot project) implementasi penggunaan platform aplikasi Pembelajaran Online Terpadu pada sekolah pendidikan Islam atau madrasah yang diikuti wakil kepala kurikulum, guru, dan operator masing-masing dari enam Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) di Kota Bandung dan Cimahi itu berjalan sukses.
Tak hanya peserta yang mengikuti kegiatan tatap muka di hotel de Braga, Kota Bandung, tercatat sebanyak 176 peserta mengikuti kegiatan bimtek secara virtual pada hari kedua pelaksanaan. Pengenalan modul di dalam aplikasi pembelajaran online terpadu ini dilaksanakan lima hari, sejak Senin (15/11) hingga Jumat (19/11).
Koordinator Layanan Aplikasi Informatika Kemaritiman dan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Sedi Priagusman mengatakan, bimtek untuk uji coba (pilot project) implementasi penggunaan platform aplikasi pembelajaran online terpadu pada sekolah pendidikan Islam atau madrasah ini merupakan implementasi dari nota kesepahaman antara Kominfo dengan Kemenag Nomor 494/MoU/M.KOMINFO/HK.04.02/ 07/2020 dan Nomor 5 Tahun 2020 tentang Pembangunan Karakter Bangsa Melalui Penyelenggaraan Program Bidang Komunikasi dan Informatika dan Agama.
Nota kerja sama tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan perjanjian kerja sama antara Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag dengan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo yang saat ini dalam proses finalisasi legal drafting.
Salah satu implementasi perjanjian kerja sama berupa kolaborasi Pengembangan Digitalisasi Pendidikan di Indonesia, sesuai amanat Rencana Strategi Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), yang berupa aplikasi berbagi pakai berbasis Cloud Service, yaitu dalam bentuk pengembangan platform Aplikasi Pembelajaran Online Terpadu.
“Dasarnya kami menjalankan Perpres 95/2018 tentang SPBE yang mengamanatkan Kominfo membuat aplikasi berbagi pakai berbasis cloud service. Aplikasi Pembelajaran Online Terpadu inilah salah satu tindak lanjut dari Perpres tersebut. Dalam perjalanannya, kami tidak bisa berjalan sendiri. Tetapi harus dengan kementerian terkait di sektor pendidikan. Untuk tahun ini, kami kerja sama dengan Kemenag. Kalau ini berjalan lancar (di madrasah), nanti dilanjutkan ke pendidikan umum,” kata Sedi, Jumat (19/11).
Sedi menilai, peserta sangat antusias dalam bimtek yang diselenggarakan di Kota Paris Van Java ini. Di mana mereka mempelajari Aplikasi Pembelajaran Online Terpadu yang terdiri dari Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Sekolah Virtual Berbasis Cloud, Pusat Pembelajaran Online (Learning Hub), Manajemen Pembelajaran, Manajemen Sekolah, dan Modul Sistem Informasi Siswa.
“Hal ini membuat kami semakin bersemangat, targetnya hanya 25 madrasah saja yang mengikuti acara bimtek ini. Tapi ternyata peserta yang ikut secara online lebih dari target. Ke depannya, kami akan sempurnakan lagi aplikasi Pembelajaran Online Terpadu ini sesuai dengan saran dari peserta, dan melakukan evaluasi secara menyeluruh agar siap digunakan pada 2022 mendatang,” tuturnya.
Sebagai informasi, kegiatan bimtek untuk uji coba (pilot project) Aplikasi Pembelajaran Online Terpadu akan dilaksanakan oleh Direktorat LAIP secara bertahap di tempat yang berbeda. Selain Bandung, kegiatan bimtek tersebut akan dilaksanakan di Yogyakarta pada 22-26 November 2021 dan di Bogor pada 29 November-3 Desember 2021 mendatang.
Nantinya, Kominfo akan melakukan pendampingan atau pemantauan pelaksanaan uji coba (pilot project) secara online yang akan ditindaklanjuti dengan kegiatan evaluasi di tiga lokasi pelaksanaan uji coba pada pertengahan Desember 2021.
“Pada 10 Desember 2021 Kominfo akan mengundang monitoring dan evaluasi. Kami ingin memfinalisasi masukan dan saran yang ada. Setelah itu, membahasnya dengan Kemenag dan Kanwil Kemenag terkait kesiapan Aplikasi Pembelajaran Online Terpadu yang rencananya akan diimplementasikan pada tahun depan. Tentu harapannya siap digunakan,” ungkap Sedi.
Selain itu, Sedi berharap, ke depan akan bekerja sama dengan kementerian terkait agar aplikasi dalam jaringan ini bisa digunakan secara gratis bagi siswa-siswi madrasah. Namun, untuk mewujudkan ini perlu kesepakatan di antara menteri.
“Kalau ini sudah berjalan, semoga ada kesepakatan dengan kementerian terkait, agar aplikasi ini dapat diakses secara gratis atau tidak dikenakan paket data. Namun, perlu kesepakatan antar menteri dengan menetapkan kerja sama dengan provider. Karena akses itu difasilitasi provider, tidak secara langsung pemerintah,” katanya. (Dit. LAIP)