Jakarta, Ditjen Aptika – Pemberitaan terkait Fintech Ilegal menjadi isu terbanyak periode ini dengan total 39 pemberitaan dari media nasional dan daerah. Satgas Waspada Investasi kembali menemukan 151 financial technology (fintech) peer to peer lending tanpa izin. Menindaklanjuti temuan itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah melakukan penindakan penutupan akses terhadap fintech dan entitas penawaran investasi tanpa izin itu. Temuan tersebut menambah daftar fintech yang ditutup aksesnya oleh satgas sejak terbentuk tahun 2018.
Menteri Kominfo, Johnny Gerard Plate, dalam webinar OJK Virtual Innovation Day 2021 pada Selasa (12/10/2021) menjelaskan Kominfo telah melakukan penutupan akses terhadap fintech tanpa izin atau ilegal sebanyak 4.873 platform fintech ilegal sejak 2018 sampai 10 Oktober 2021.
“Ini pasti konten yang tak sesuai perundang-undangan, yang tersebar dari berbagai platform, semuanya tak sesuai aturan,” ucap Menkominfo saat Webinar OJK Virtual Innovation Day 2021, seperti dikutip Akurat.co, Selasa (12/10/2021).
Selain itu, Kominfo juga terus melakukan berbagai langkah antisipasi untuk mencegah praktik pinjol ilegal ini. Salah satunya dengan mengadakan program Gerakan Nasional Literasi Digital untuk 12,5 juta masyarakat. Program ini pun bertujuan untuk memperkuat kecakapan digital tingkat dasar masyarakat atau digital basic skills. Program ini juga memiliki empat modul materi yakni kecakapan digital (digital skills), keamanan digital (digital safety), budaya digital (digital culture), dan etika digital (digital ethics).
Menurut Menkominfo, ini agar masyarakat semakin mahir menavigasikan diri di dunia maya sekaligus melindungi diri dari hoaks, disinformasi, penipuan maupun aktivitas ilegal lainnya di ruang digital.
OJK Virtual Innovation Day 2021
Isu mengenai OJK Virtual Innovation Day 2021 yang digelar pada Selasa (12/10/2021) menjadi isu terbanyak kedua dengan total 17 pemberitaan dari media nasional. Webinar tersebut membahas seputar digitalisasi sebagai suatu keniscayaan bagi para pelaku industri keuangan. Keniscayaan ini pun harus dibarengi dengan transformasi sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, khususnya di bidang teknologi atau disebut digital talent. Hal ini senada dengan perkataan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny Gerard Plate.
Menkominfo menjelaskan talenta digital sangat dibutuhkan dalam menjawab kebutuhan pasar. Maka dari itu pemerintah melalui Kominfo melakukan sejumlah antisipasi dengan melaksanakan program Digital Talent Scholarship yang ditargetkan menyasar 100.000 peserta. Menkominfo pun menutup dengan mengatakan program Digital Talent Scholarship Kominfo akan memfasilitasi pelatihan kecakapan digital tingkat intermediate yang dirancang untuk meningkatkan resiliensi produktivitas masyarakat di tengah disrupsi digital guna mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya ekonomi digital.
“Pelatihan dilakukan dengan perusahaan teknologi raksasa, seperti Google, Microsoft dan berkolaborasi dengan 96 politeknik di 34 provinsi di Indonesia guna melahirkan sumber daya manusia yang cakap digital,” tutur Menkominfo seperti dikuti dari Bisnis.com.
Ia turut menjelaskan saat ini ada sepuluh jenis pekerjaan baru yang muncul dan semakin meningkat permintaannya di Indonesia. Pertama, profesi Data Analyst dan Data Scientist. Kedua, adalah Big Data Specialist. Ketiga adalah profesi Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning Specialist. Keempat, profesi Digital Marketing dan Strategy Specialist. Kelima, profesi di bidang pengembangan energi terbarukan atau renewable energy engineer. Keenam, Spesialis Process Automation (SPA). Ketujuh, Spesialis Internet of Thing. Kedelapan, profesi Digital Transformation Specialist (Spesialis Transformasi Digital). Kesembilan, profesi Business Services dan Administrasi Manajer, serta kesepuluh, Spesialis Business Development (Arsitek Pengembang Bisnis).
Forum G20 Innovation League 2021
Isu terbanyak ketiga adalah tentang Forum G20 Innovation League 2021 dengan total 11 pemberitaan dari media nasional dan daerah. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan pemerintah Indonesia dalam Presidensi G20 2022, memfokuskan pada pemulihan pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan berkelanjutan.
“Presidensi G20 Indonesia telah mengumumkan tema besarnya, yakni ‘Recover Together, Recover Stronger’,” kata Dirjen Semuel dalam keterangan resminya, dikutip Antara pada Rabu (13/10/2021).
Selain itu dalam forum tersebut Pemerintah Indonesia mengajukan inisiatif G20, Inovasi Jejaring Digital (Digital Innovation Network), sebagai bentuk kolaborasi Presidensi G20 Italia dan Presidensi G20 Indonesia dalam membangun dan memfasilitasi inovasi digital global.
“Untuk memastikan kepatuhan terhadap standar tinggi dan dampak yang berkepanjangan dari Liga Inovasi G20 tahun ini, dengan senang hati kami mengumumkan kolaborasi antara Presidensi G20 Italia dan Presidensi G20 Indonesia dalam organisasi G20 Digital Innovation Network tahun depan,” kata Dirjen Semuel. Menurutnya inisiatif tersebut merupakan kesepakatan bersama Presidensi Italia dan Indonesia untuk mengembangkan inovasi sektor digital. (lry)