Bali, Ditjen Aptika – Pandu Digital Indonesia tawarkan solusi hemat internet ketika mengadakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring. Hal tersebut disampaikan saat pemberdayaan sektor pendidikan di PKBM Dharma Wangsa, Desa Padangsambian Kelod, Provinsi Bali.
“Seperti kita ketahui masih ada berbagai masalah dalam penerapan PJJ daring, salah satunya mengenai keterbatasan kuota internet. Salah satu solusi yang bisa kami tawarkan ialah menggunakan platform yang membutuhkan kuota lebih kecil dan ringan,” jelas Pandu Digital Batch Merah, Ni Luh Putu Ning Septyarini Selasa (31/08/2021).
Salah satu platform yang bisa menjadi alternatif, lanjut Putu Ning ialah StreamYard. Platform tersebut memungkinkan kita dapat melakukan streaming langsung dari browser melalui jejaring/media sosial. Secara sederhana, StreamYard ini merupakan studio siaran langsung.
Pandu digital memberikan pelatihan kepada para pengajar di Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Dharma Wangsa yang memang tugasnya membina dan membimbing anak-anak jalanan. Mereka mengajarkan bagaimana cara melakukan optimalisasi penggunaan platform media pembelajaran yang efektif.
“Saya mengajak teman-teman semua khususnya para pendidik milenial untuk menjadi agen perubahan yang bisa membantu masyarakat untuk semakin melek digital. Khususnya pada bidang pendidikan agar ke depan bisa membangun SDM Indonesia yang lebih baik lagi,” harapnya.
Lihat juga: Pandu Digital sebagai Agen Perubahan untuk UMKM Go Digital
Sementara itu pandu digital badge merah lainnya, Made Mahendra Eka Purusa, memberikan pelatihan teknis bagaimana cara melakukan live streaming dengan bantuan aplikasi StreamYard. Platform tersebut ia nilai dapat menjadi alternatif pembelajaran daring dan bisa meringankan siswa dari segi koneksi dan kuota.
“Bagi rekan-rekan pengajar yang punya inovasi pada bidang TIK kami mengundang untuk bergabung di Pandu Digital Indonesia karena di sini bapak atau ibu bisa mengembangkan kreasi. Mudah-mudahan dari ruang pandu digital ini kita bisa berbagi ilmu yang bermanfaat,” tutur Mahendra.
Agar para peserta lebih dapat memahami mengenai platform tersebut, pandu digital membuat praktik mini project membuat sebuah video pembelajaran singkat yang terposting ke sosial media (Facebook) menggunakan StreamYard. Kelompok terdiri dari dua orang yang akan membuat video pembelajaran dengan durasi maksimal 10 menit.
“Tema pengajaran bebas, dapat berupa pelajaran sekolah atau pembelajaran etika lain seperti sosialisasi penggunaan internet sehat,” ujar Mahendra.
Pada akhir acara, Mahendra berpesan kepada para pengajar untuk menerapkan 4C (Critical thinking, Communication, Creativity, and Colaboration) dalam melakukan kegiatan belajar mengajar khususnya saat PJJ daring.
Sedangkan Koordinator Pandu Digital Indonesia, Bambang Tri Santoso, menjelaskan bahwa Pandu Digital Indonesia merupakan pasukan untuk melakukan literasi digital, yang melakukan pendampingan pada lima sektor, (UMKM, Pendidikan, Pariwisata, Desa, Petani/Nelayan).
Lihat juga: Walikota Metro Lampung Apresiasi Program Pandu Digital
“Tapi tidak semua Pandu Digital harus memiliki kecakapan ada semua sekor tersebut, misalkan memiliki konsen pada sektor pendidikan maka silakan saja dalami hal itu. Materi yang diberikan juga beragam sesuai kebutuhan, seperti hari ini yang diajarkan mengenai teknologi aplikasi live streaming untuk mendukung PJJ daring,” jelasnya.
Bambang berharap pendampingan tersebut dapat terus berlanjut untuk memperdalam materi-materi lainnya. Seperti bagaimana membuat konten digital untuk mendapatkan penghasilan dari platform seperti Youtube.
“Pandu Digital Indonesia berusaha menjawab kebutuhan, masyarakat membutuhkan pelatihan seperti apa, maka pandu digital akan memberikan pelatihan sesuai dengan permintaan. Mudah-mudahan apa yang dilakukan rekan-rekan Pandu Digital Indonesia bisa berdampak, ” pungkasnya. (lry)