Jakarta, Ditjen Aptika – Isu terkait aplikasi PeduliLindungi masih mewarnai pemberitaan pada akhir pekan, Isu yang diangkat terkait perluasan penggunaan aplikas, manfaat, serta resiko kebocoran data pribadi aplikasi. Media mengangkat pernyataan Jubir Kominfo Dedy Permadi bahwa Kementerian Kominfo telah memutus akses situs pedulilindungia.com yang menggunakan atribut logo, gambar, dan tampilan menyerupai situs pedulilindungi.id.
Dedy juga menegaskan bahwa eluruh isi dan informasi dalam situs pedulilindungia.com tidak terkait dengan situs PeduliLindungi.id dan tidak berhubungan dengan upaya Pemerintah melakukan penanganan COVID-19. Dedy meminta masyarakat hanya mengakses situs resmi pedulilindungi.id serta mengunduh aplikasi resmi PeduliLindungi di App Store dan Google Play Store.
Kementerian Kominfo juga membantah isu aplikasi PeduliLindungi yang konon disalahgunakan untuk memata-matai pengguna. Kementerian Kominfo menjamin data-data pengguna disimpan secara terenkripsi di server PeduliLindungi yang aman dan tidak dibagikan ke publik.
Media juga mengangkat terkait hasil analisa Forum Tata Kelola Internet Indonesia (Indonesia Internet Governance Forum/ID-IGF) terhadap aplikasi PeduliLindungi. ID-IGF menemukan 15 masalah pada aplikasi ini yang harus segera diperbaiki. Media mengangkat pernyataan Menkominfo Johnny G. Plate yang mengapresiasi asukan dan rekomendasi ID -IGF. Kementerian Kominfo sedang dipelajari dan didiskusikan bersama PT Telkom, BSSN, dan Kemendagri
Untuk meningkatkan keamanan, Kementerian Kominfo dan Kemenkes melakukan integrasi data PeduliLindungi dan PDN. Intgrasi tersebut meliputi migrasi sistem, layanan aplikasi, dan juga database aplikasi PeduliLindungi. Media pun mengangkat manfaat aplikasi kepada pengguna, yaitu memberikan peringatan pada pengguna; pengawasan (surveillance); mengunduh sertifikat vaksin; informasi hasil tes Covid-19; dan sebagai bukti untuk mengakses layanan publik
Dugaan Serangan Jaringan 10 Kementrian
Isu mengenai dugaan serangan jaringan internal dari hacker tiongkok terhadap sepuluh kementerian juga mewarnai pemberitaan dalam 24 jam terakhir. Salah satu jaringan yang ditembus adalah Lembaga BIN.
Laporan berdasarkan The Record, Insikt Group bahwa bahwa jaringan tersebut diduga disusupi hacker China yang berhubungan dengan Mustang Panda yang selama ini dikenal sebagai peretas asal China yang menargetkan kawasan Asia Tenggara. Peneliti Insikt Group memberi tahu hal itu ke Indonesia pada Juni 2021 dan dilakukan lagi pada Juli 2021. Namun, pemerintah Indonesia disebut tidak merespons laporan itu. Akan tetapi, seorang sumber The Record menyatakan bahwa pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah identifikasi dan membersihkan sistem yang diretas.
Menanggapi hal tersebut Menkominfo Johnny G. Plate pun berharap agar semua K/L mengaudit sistem keamanan siber masing-masing. Penguatan sistem pun diperlukan, mulai dari sumber daya manusia hingga keamanan sistem.
Menkominfo juga mengatakan terkait serangan siber sebaiknya ditujukan ke BSSN dan Kementerian Kominfo akan ikut membantu sesuai tupoksinya. Menurut Menkominfo, info seperti ini perlu dicheck terlebih dahulu dan ada code of conduct dan prosedur yang perlu diperhatikan. (lry)