Jakarta, Ditjen Aptika – Isu mengenai Tokopedia yang akan kembali menggelar konferensi teknologi tahunan START Summit 2021 dengan tema Transforming Indonesia Through Technology, sebagai wujud komitmen memajukan ekosistem teknologi dan talenta digital Indonesia mewarnai pemberitaan dalam 24 jam terakhir.
Kegiatan yang dilakukan secara daring ini dapat diikuti melalui kanal video streaming Tokopedia Play, Official YouTube Inside Tokopedia serta situs Tokopedia Academy pada Sabtu, 3 Juli 2021 pukul 09.00-18.00 WIB. Acara ini dibuka dengan sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Johnny G. Plate.
“Konferensi START 2021, yang diselenggarakan oleh Tokopedia ini, diharapkan dapat menjadi ajang untuk mempelajari serta memahami berbagai topik seperti core engineering, infrastructure and productivity, datamaupun hal-hal inovatif dan produktif lainnya demi menunjang keberlanjutan transformasi digital Indonesia.” tutur Jhonny.
Ada 3 topik utama yang akan dibahas pada START Summit 2021, yaitu Core Engineering, Infrastructure dan Productivity serta Data.
Sederet talenta digital Tokopedia akan membagikan berbagai informasi mulai dari pemrograman, pengembangan produk, pengelolaan kampanye yang terintegrasi, strategi multi-cloud dan berbagai inovasi lain.
Seluruh kelas yang tersedia dalam rangkaian kegiatan Tokopedia START Summit 2021 ini dapat diakses secara gratis. Masyarakat cukup melakukan registrasi melalui situs Tokopedia Academy.
Kominfo Dorong Bumdes dan Koperasi Masuk Platform Digital
Isu mengenai transsformasi digital juga mewarna pemberitaan, isu yang diangkat mengenai Kementerian Kominfo yang melihat pentingnya bagi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), UMKM, ultra mikro dan koperasi masuk ke platform digital untuk meningkatkan perekonomian nasional.
“Transformasi digital pada sektor BUMDes, UMKM, ultra mikro, dan tentunya koperasi yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia,” kata Menteri Kominfo, Johnny G. Plate, dalam siaran pers, dikutip Kamis.
UMKM/UMi, BUMDes dan kperasi saat ini memiliki kontribusi 61 persen dari total Produk Domestik Bruto nasional. Meski pun begitu, baru 21 persen dari keempat sektor tersebut yang sudah masuk ke platform digital. Johnny melihat jumlah tersebut masih di bawah rata-rata digitalisasi UMKM tingkat ASEAN, yang saat ini berada di sekitar angka 34 persen.
Dia membandingkan Indonesia dengan sektor UMKM Malaysia yang sudah 54 persen mengadopsi teknologi digital dan Australila sebesar 60 persen.Pemerintah mengharapkan percepatan transformasi digital bisa mendorong 50 persen atau sekitar 30 juta dari total 64 juta uni UMKM di Indonesia saat ini, bisa masuk ke ekosistem digital, termasuk koperasi dan BUMDes.
“Jika Indonesia dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki UMKM, ultra mikro, BUMDes, dan koperasi di sektor digital, Indonesia diproyeksikan mampu mencapai valuasi ekonomi digital sekitar 124 miliar USD pada tahun 2025 dengan pertumbuhan sekitar 23% per tahun atau setiap tahunnya,” kata Johnny. (lry)