Jakarta, Ditjen Aptika – Isu terkait literasi Digital masih muncul dalam pemberitaan 24 jam terakhir. Topik yang menjadi sorotan media adalah peluncuran program Literasi Digital Nasional (Siberkreasi) yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika. Peluncuran program Literasi Digital Nasional merupakan tindaklanjut mengenai percepatan transformasi digital nasional, khususnya terkait pengembangan sumber daya manusia (SDM) digital.
Media mengangkat pernyataan Menkominfo Johnny G. Plate yang mengatakan bahwa program literasi digital bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat agar lebih siap dalam perubahan dan tantangan digital. Menkominfo juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi digital ekonomi yang diproyeksikan memiliki valuasi mencapai US$124 miliar pada 2025.
Kementerian Kominfo menargetkan 50 juta masyarakat Indonesia memiliki literasi digital pada 2024. Tahun 2021, Kementerian Kominfo mengelar program literasi digital melalui 20.000 pelatihan di seluruh Indonesia. Targetnya, tahun kedepatnya program literasi digital dapat menjangkau 12,4 juta peserta pelatihan di 514 kabupaten/kota di 34 provinsi setiap tahunnya.
Media juga mengangkat pernyataan Mendikbud-Ristek Nadiem Anwar Makarim menyambut baik modul literasi digital yang diterbitkan Kementerian Kominfo yang mencakup empat dasar literasi digital, yakni keamanan digital, keterampilan digital, etika digital, dan budaya digital. Karena diperlukannya pendekatan strategis bagi generasi muda yang biasanya belum memiliki benteng cukup kuat untuk menangkal pengaruh buruk dari teknologi.
Presiden RI Joko Widodo memberikan apresiasi kepada 110 lembaga dan berbagai komunitas yang terlibat dalam Program Literasi Digital Nasional. Menurut Presiden, tantangan di ruang digital kini semakin besar karena, konten-konten negatif terus bermunculan seperti kabar hoaks, penipuan daring, perjudian, eksploitasi seksual pada anak, perundungan siber, ujaran kebencian, hingga konten radikalisme.
Gubernur Jawa Barat Ridwan kamil menyambut baik adanya program literasi digital. Menurut ridwan program tersebut dapat memberikan kesiapan mental dari pengguna digital untuk lebih ramah dalam berdigital.
Kominfo Dalami Isu Kebocoran Data KTP
Isu terkait kebocoran Data KTP mewarnai pemberitaan dalam pemberitaan 24 jam terakhir. Topik yang diangkat mengenai media sosial Twitter dihebohkan dengan beredarnya kebocoran data penduduk Indonesia hingga 279 juta orang. Diketahui data tersebut dijual di forum online Raidforums.com pada 12 Mei 2021 lalu. Data tersebut diunggah oleh sebuah akun bernama Kotz. Dalam deskripsinya, data ini terdiri dari nama lengkap, KTP, nomor telepon, gaji, email, hingga alamat.
Menkominfo Johnny G. Plate menyatakan bahwa Kementerian Kominfo masih mendalami kasus dugaan kebocoran data 279 juta penduduk Indonesia yang dilaporkan berasal dari BPJS Kesehatan. Pada Kamis, 20 Mei 2021, Jubir Kominfo menyatakan hingga pukul 20.00 WIB Kementerian Kominfo masih bekerja dan belum dapat menyimpulkan telah terjadi kebocoran data pribadi dalam jumlah yang masif seperti yang diduga. Kesimpulan ini diambil setelah dilakukan beberapa tahap pemeriksaan secara hati-hati terhadap data yang beredar
Jubir Kominfo menyampaikan seluruh penyedia platform digital dan pengelola data pribadi untuk semakin meningkatkan upaya dalam menjaga keamanan data pribadi yang dikelola dengan menaati ketentuan perlindungan data pribadi yang berlaku dan memastikan keamanan sistem elektronik yang dioperasikan. (lry)