Jakarta, Ditjen Aptika – Indonesia membutuhkan sembilan juta talenta digital sampai tahun 2030 untuk mendukung program transformasi digital nasional. Kementerian Kominfo terus mendorong hadirnya talenta-talenta digital di Indonesia, tidak terkecuali perempuan.
“Perempuan Indonesia tidak boleh takut masuk ke industri TIK dan industri digital, karena kita akan masuk ke dalam era digital. Kementerian Kominfo berkomitmen melalui berbagai program untuk terus mengembangkan talenta digital Indonesia (khususnya perempuan) untuk terjun di bidang TIK,” papar Sekretaris Jenderal Kementerian Kominfo, Rosarita Niken Widiastuti, saat Webinar Empowering Grls: Reshaping the Future, Selasa (15/09/2020).
Niken bahkan mengungkapkan mayoritas peserta salah satu program yang dimiliki Kemkominfo, yaitu UMKM Go Digital, merupakan para perempuan. Kemkominfo melalui Ditjen Aptika terus melakukan pendampingan dan sosialisasi bagi para pedagang dan sentra industri agar usaha mereka bisa berkembang.
“Kita membuka coaching clinic untuk pelaku UMKM khususnya perempuan, agar mereka bisa mempromosikan produknya melalui platform digital. Kita dorong go digital agar produk mereka bisa dipromosikan ke pasar yang lebih luas lagi,” tandasnya.
Kemkominfo juga bekerja sama dengan sebuah operator seluler membuat program Sisternet. Program ini bertujuan mengedukasi perempuan-perempuan Indonesia untuk memperluas wawasan dan perkembangan TIK.
“Selain itu, KemKominfo juga memberikan literasi digital kepada para perempuan Indonesia melalui Gernas Siberkreasi. Tema-tema pelatihan yang diberikan beragam, mulai dari digital marketing hingga digital parenting,” tutur Niken.
Lihat juga: Literasi Digital Kurangi Kesenjangan Akses Digital Perempuan
Kemkominfo juga memiliki program-program pemberdayaan talenta digital lainnya, seperti Petani/Nelayan Go Online dan Gernas 1000 Startup Digital. “Kami fasilitasi agar petani dan nelayan bisa memanfaatkan ruang digital. Kami juga memberikan pendampingan kepada generasi muda yang ingin mengembangkan startup-nya melalui Gernas 1000 Startup Digital,” jelas Niken.
Kemkominfo pun membuka ruang bagi masyarakat yang ingin memperdalam keahlian digitalnya melalui berbagai pelatihan yang disediakan dalam program Digital Talent Scholarship (DTS). Lulusan DTS akan mendapatkan sertifikat yang bisa digunakan untuk menambah referensi dalam melamar pekerjaan.
“Kami ajak masyarakat Indonesia khususnya kaum perempuan untuk dapat mendaftar DTS. Ada begitu banyak tema pelatihan yang ditawarkan, seperti artificial intelligence, cloud computing, coding, digital entrepreneurship, dan masih banyak lainnya,” ujar Niken.
Sekjen Kominfo tersebut mengingatkan, Indonesia tidak boleh menjadi pangsa pasar negara lain. Namun harus bisa menjadi tuan rumah dalam era digital. “Untuk mewujudkan hal tersebut perlu meningkatkan peran perempuan di bidang TIK, kami berharap tidak ada kesenjangan antara laki-laki dan perempuan,” pungkas Niken.
Lihat juga: Dian Sastro Ajak Perempuan Maksimalkan Ruang Digital
Sementara itu CEO dan Founder YCAB Foundation, Veronica Colondam berpendapat bahwa kita harus memberikan kesempatan yang sama terhadap perempuan dalam bidang TIK. Hal tersebut agar generasi muda perempuan Indonesia bisa memberikan sumbangan yang sama terhadap perekonomian Indonesia.
“Kita haruskan hilangkan stigma bahwa perempuan tidak cocok dengan TIK. Semua anak perempuan di Indonesia harus bisa berkembang dan dapat menemukan apapun bakat mereka. Hal itu penting agar mereka bisa berinovasi untuk bangsa di era ekonomi digital,” tutupnya. (lry)