Jakarta, Ditjen Aptika – Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 baru saja meluncurkan Portal Bersatu Lawan COVID (BLC) untuk mencatat dan mengintegrasikan data Covid-19. Portal ini ditujukan bagi petugas kesehatan dan masyarakat.
Pembuatan portal bekerja sama dengan Kementerian Kominfo, Kementerian Kesehatan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Komisi Informasi Pusat dan lembaga terkait lainnya. Data berasal dari puskesmas, rumah sakit, laboratorium pemeriksa, dan dinas kesehatan.
“Portal ini memiliki sistem untuk memantau data sebaran kasus positif, pasien positif yang sembuh dan meninggal, orang dalam pemantauan (ODP), serta pasien dalam pengawasan (PDP) secara nasional dan provinsi. Portal ini juga dapat digunakan untuk menganalisis kebutuhan logistik rumah sakit dan laboratorium dalam penanganan Covid-19 untuk dijadikan landasan dalam pembuatan kebijakan ke depannya,” ujar Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo saat peluncuran BLC di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta (29/04/2020).
Doni Monardo juga mengatakan bahwa portal ini bisa digunakan untuk memantau data sebaran Covid-19 berdasarkan waktu, sehingga dapat melihat riwayat penyebaran mulai dari awal hingga perkembangan terkini.
Sementara Menteri Kominfo, Johnny G. Plate menyatakan Portal BLC merupakan tindak lanjut instruksi Presiden Joko Widodo saat Rapat Terbatas 13 April 2020 tentang integrasi dan keterbukaan data Covid-19,
“Kemkominfo secara intensif bekerja bersama BNPB, Kementerian Kesehatan, dan lembaga terkait untuk mengembangkan sistem integrasi data nasional BLC ini,” ujar Menteri Johnny.
Menurut Johnny, BLC memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi integrasi dan konsolidasi data kesehatan, kependudukan, logistik, dan data-data lainnya. Data tersebut dihimpun dari 514 kabupaten dan kota, 34 provinsi, serta kementerian lembaga terkait. Visualisasi data-data terintegrasi yang dapat diakses oleh publik juga ditampilkan dengan lebih detail.
Portal BLC dapat diakses melalui situs covid19.go.id atau diunduh melalui Play Store dan App Store. Dari situ dapat dilakukan pemantauan kasus, pemantauan lokasi rawan hingga tingkat kecamatan, diagnosa mandiri, pemantauan isolasi dan telekonsultasi.
“Selain itu, BLC juga memiliki fitur-fitur seperti dashboard pengelolaan data, pelaporan mandiri, chatbot, penanganan hoaks, informasi telemedicine dan rumah sakit rujukan, data lengkap protokol dan regulasi, dan fitur lainnya,” jelas Menteri Johnny.
Menurut Johnny lagi, BLC melengkapi inisiatif Kementerian Kominfo sebelumnya, yaitu aplikasi PeduliLindungi yang telah diunduh oleh 2.967.408 orang.
Terakhir Johnny mengharapkan dengan partisipasi aktif seluruh komponen terkait, sehingga integrasi dan keterbukaan data akan membawa manfaat signifikan dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19. (pag)