Jakarta, Ditjen Aptika – Menjaga jarak dari orang lain atau social distancing perlu dipahami untuk meminimalisir penyebaran Covid-19. Langkah tersebut sejalan dengan himbauan pemerintah.
“Mengapa kita harus menjaga jarak? Sepenting itu kah? Bicara mengenai social distancing, kita harus mengetahui dengan benar bahwa tujuannya ialah bukan untuk liburan. Mungkin masyarakat masih banyak yang belum memahaminya,” jelas Dokter Clarin Hayes saat acara Siberkreasi Class Hangout Online, Kamis (19/03/2020).
“Mengapa social distancing harus dilakukan selama 14 hari? Karena dalam 14 hari diharapkan dapat memutus mata rantai penyebaran. Dalam 14 hari ini akan dilihat, apakah akan muncul gejala. Jika muncul gejala kita bisa mengetahui dan segera memeriksakan diri ke dokter,” lanjut Clarin yang juga berprofesi sebagai content creator.
Clarin kemudian mencontohkan, dalam masa 14 hari tersebut jika ada seseorang pada hari ke-10 berpergian dan terpapar virus, maka fasenya akan mengulang lagi dari awal.
“Waktu 14 hari itu bahkan minimal, bisa sampai 28 hari hingga 35 hari. Jadi edukasinya memang harus sampai, karena jika orang tidak paham, akan bertanya sebenarnya untuk apa waktu 14 hari tersebut,” jelasnya.
Menurut Clarin, penularan Covid-19 terjadi melalui droplet yang jangkauannya maksimal sekitar satu meter. Setelah radius satu meter, droplet akan jatuh ke permukaan dan akan menempel pada benda di bawahnya.
“Kita bisa saja bisa menyentuh benda tersebut kemudian terpapar. Untuk itu pentingnya melakukan social distancing sementara waktu ini,” ujarnya.
(Baca juga: Masyarakat Jangan Panik Tanggapi Isu Virus Corona)
Clarin juga menjelaskan mengenai kelangkaan hands sanitizer dan masker yang terjadi saat ini. Menurutnya hands sanitizer tidak perlu ditumpuk banyak-banyak, karena sesungguhnya cuci tangan dengan air dan sabun akan lebih efektif membunuh kuman. Hands sanitizer digunakan dalam keadaan darurat dimana kita tidak menemukan tempat untuk cuci tangan saja.
Begitu pula dengan masker, akan jauh lebih efektif digunakan oleh orang yang sakit atau memiliki gejala. Karena masker medis sudah di desain untuk menghambat droplet keluar.
“Masker medis ada tiga lapis, waterproof (bagian paling luar) menghadang droplet masuk dari luar, bagian tengah untuk memfiltrasi, dan yang bagian paling dalam untuk menyerap jika kita batuk droplet tidak keluar,” jelas Clarin.
Pada akhir sesi Clarin menyarankan kepada masyarakat bahwa jaga diri dan jaga jarak itu bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri, tapi juga untuk orang lain. Sistem imun pun harus dijaga karena itu merupakan hal yang paling penting untuk melawan Covid-19.
Acara Siberkreasi Class Hangout Online dengan tema “Jaga Diri, Jaga Jarak” ini merupakan usaha bersama untuk melakukan edukasi bagi masyarakat di tengah kondisi darurat Covid-19. Turut serta dalam sesi ini Wakil Ketua Umum Siberkreasi Mira Sahid, dan influencer Olga Lydia. (lry)