Jakarta, Ditjen Aptika – Jambi menjadi salah satu kota/kabupaten terpilih dalam pendampingan penyusunan masterplan serta quick wins program smart city. Evaluasi dilakukan sebagai bentuk dukungan instansi pusat terhadap hasil penerapan di daerah.
“Kami sangat mengharapkan dukungan pemerintah pusat dalam mewujudkan Kota Jambi Smart City. Mengingat mimpi Kota Jambi menjadi kota cerdas atau smart city masih panjang,” kata Wakil Walikota Jambi, Maulana saat acara Evaluasi Implementasi Smart City di Jambi, Selasa (25/02).
Dilanjutkan oleh Maulana, komitmen Kota Jambi dalam pemanfaatan TIK sudah termuat dalam visi misi pertama RPJMD Kota Jambi 2018-2023. “Yaitu penguatan birokrasi dan meningkatkan pelayanan masyarakat berbasis teknologi informasi,” jelasnya.
Heri Sutrisno selaku pembimbing smart city mengatakan, evaluasi implementasi ini akan dilakukan langsung kepada pengguna layanan yang telah disusun dalam quick win Kota Jambi.
“Di tahun ini ada dua quick win, yaitu aplikasi SIPATEN (Sistem Informasi Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan) dan SIPADEK (Sistem Pelayanan Administrasi Terpadu Perkantoran),” ucap Heri.
Dipaparkan pula oleh Heri tentang manajemen risiko dalam penerapan smart city. Selama ini banyak program di daerah yang tidak dilakukan mitigasi resiko.
“Dengan pelatihan manajamen risiko daerah dapat memetakan kemungkinan adanya resiko tersebut dan dilakuan upaya pencegahannya,” pungkas Heri.
Gerakan Menuju 100 Smart City telah diselenggarakan dari tahun 2017 hingga Tahun 2019. Melalui gerakan ini diharapkan tercipta 100 kota/kabupaten yang dapat dijadikan teladan (role model) dalam penerapan smart city. Hasil dari evaluasi diharapkan dapat menjadi indikator dalam rekomendasi pengambilan keputusan oleh instansi pusat (Kemkominfo, Kemenkeu, dan Bappenas). (ran)