Jakarta, Ditjen Aptika – Startup Tokopedia siap membantu pemerintah merilis Kartu Pra Kerja di tahun 2020. Salah satunya melalui Tokopedia Belajar.
“Tokopedia Belajar menjembatani orang-orang yang ingin belajar atau menambah keterampilan, melalui paket-paket pelatihan di Tokopedia. Kartu Pra Kerja cocok dengan platform Tokopedia Belajar karena tidak mulai dari nol,” ujar Sari Kacaribu selaku Head of Public Policy and Government Relations Tokopedia di Jakarta, Jum’at (6/9/2019).
Menurut Sari, sejak 2018 Tokopedia telah banyak membantu pemerintah mewujudkan pelayanan publik secara digital. Selain kemudahan pelayanan dan pembayaran, platform digital juga menawarkan transparansi dalam penerimaan negara.
“Tahun 2019 ini cukup heboh, dimana 900 penerimaan negara sudah bisa dibayarkan lewat Tokopedia. Kami sangat ingin berkontribusi bagi pemerintah pusat dan daerah menjalankan e-Government secara transparan,” jelas Sari.
Lebih lanjut Sari memaparkan fasilitas Tokopedia yang dapat dimanfaatkan kartu pra kerja. Yaitu pendaftaran peserta, penyediaan vokasi/edukasi, dan pembayaran. Selain itu bila diperluas, Tokopedia bisa berfungsi sebagai verifikator pendaftar, pemberi persetujuan atau penolakan, dan penyedia dana manfaat.
Sementara itu Plt. Sesditjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Tenaga Kerja, Surya Lukita, menjelaskan arahan Presiden Joko Widodo bahwa kartu pra kerja ini harus sudah berjalan di tahun 2020.
“Target awalnya 1,5 juta peserta, dengan limit di kisaran Rp 2 juta per orang. Kita bisa mengadopsi Program Keluarga Harapan (PKH) atau bermitra dengan startup digital seperti Tokopedia,” kata Surya.
Kementerian Kominfo sendiri melalui Ditjen Aptika memiliki sejumlah program yang terkait peningkatan SDM di bidang TIK. Yaitu Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, Indonesia Entrepreneur TIK (idenTIK) dan SMK Coding. Selain itu Balitbang SDM juga menyediakan beasiswa pelatihan intensif bagi 25.000 peserta melalui program Digital Talent Scholarship. (mhk)