Jakarta, Ditjen Aptika – IDX Incubator menawarkan IPO (Initial Public Offering) sebagai salah satu program bagi para wirausahawan startup berbasis digital yang terdaftar sebagai peserta inkubasi.
IPO adalah program pelepasan sebagian atau seluruh saham perusahaan untuk ditawarkan atau dijual kepada masyarakat yang disebut juga sebagai Go Public.
“Masyarakat Indonesia tertarik menanam saham pada startup yang memiliki potensi bagus untuk jangka panjang. Maka dari itu, kami memasukkan IPO sebagai program untuk meningkatkan nilai secara keseluruhan dan pendanaan startup yang lebih baik,” ungkap Aditya Nugraha, Kepala IDX Incubator dalam diskusi Model Inkubasi dan Akselerasi Startup Berbasis Teknologi di Kedasi, Graha Niaga Thamrin, Jakarta, Kamis (27/06/2019).
Proses inkubasi hingga sampai pada tahap IPO, dimulai dari kesiapan ide, proses developing dan menghitung nilai keseluruhan startup sebagai persiapan awal penawaran kepada penanam saham. Pertemuan dengan startup unicorn merupakan proses penting bagi startup untuk meningkatkan nilai dan wawasan.
Selain itu, lanjut Aditya, salah satu cara meningkatkan nilai adalah berkolaborasi dengan perusahaan yang masuk Bursa Efek Indonesia. Grafik valuasi akan ikut terangkat seiring kerja sama tersebut. Setelah semua tahapan proses inkubasi dilakukan, startup dapat melakukan branding untuk IPO di pasar modal hingga beberapa persen saham laku terjual.
Direktur Pengembangan UKM dan Koperasi, Kementerian PPN/Bappenas, Dading Gunadi, menambahkan dalam diskusi bahwa startup berbasis digital memiliki dinamika yang terus berkembang. Pemerintah berkomitmen melakukan intervensi terhadap pengembangan usaha startup, UMKM dan inkubator, terutama dalam hal pendanaan guna memperbaiki ekosistem di bidang bisnis digital.
Diskusi juga diisi oleh pengelola inkubator lain, seperti Skystar Ventures dari Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan GK Plug and Play Indonesia. Turut hadir kementerian/lembaga terkait, seperti Kementerian Kominfo dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). (pag)