Jakarta, Ditjen Aptika – Indonesia akan mendapat bonus demografi di tahun 2028-2030. Pemerintah melalui Kementerian Kominfo menghadirkan Digital Talent Scholarship (DTS) agar Indonesia bisa jadi pemasok SDM digital di ASEAN.
Menurut Rudiantara, saat ini sumber daya manusia yang banyak dibutuhkan perusahaan adalah tenaga kerja yang tidak hanya memiliki pengetahuan namun memiliki skill dalam melakukan pekerjaan sesuai bidang keahliannya. “Dengan semakin banyaknya SDM yang menguasai bidang-bidang digital akan mampu menjadikan Indonesia sebagai pemasok SDM di kawasan ASEAN. Kita harus menjadi supply talenta di ASEAN,” jelasnya pada acara Workshop Optimalisasi Pemanfaatan Lulusan Digital Talent Scholarship Oleh Industri di Indonesia, di Hotel Milenium Jakarta, Kamis (02/05/2019).
Indonesia diproyeksikan akan mengalami bonus demografi di periode tahun 2028-2030, dimana usia produktif (15-64 tahun) mencapai angka 67,2%, sehingga dibutuhkan sekitar 15 juta talenta di bidang digital. “Sampai 2030 kita harus inject 15 juta digital talent, 600 ribu setiap tahun,” tegas Rudiantara yang optimistis program DTS akan melahirkan SDM muda yang hebat.
Dalam kegiatan itu, Kominfo bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi untuk menyediakan tenaga mentor. Silabus materi menggunakan standar materi dari vendor yang bekerja sama yaitu Amazon, Cisco, Google, dan Microsoft.
Tentang Digital Talent Scholarship
Program Digital Talent Scholarship memberikan beasiswa kepada 25.000 anak muda di Indonesia dalam bidang digital terbaru seperti Artifical Intelligence, Big Data, Cloud Computing, Cyber Security, Internet of Things, dan Machine Learning.
Program ini dibagi menjadi empat akademi yang akan berlangsung secara tatap muka, daring, dan kombinasi keduanya. Kategori pertama, Fresh Graduate Academy (FGA) bagi lulusan S1/D3 dengan model pembelajaran tatap muka selama 144 jam pelajaran.
Kedua, Coding Teacher Academy (CTA) bagi tenaga pengajar SMK dengan model pembelajaran kombinasi tatap muka dan daring selama 70 jam pelajaran. Ketiga, Vocational School Graduate Academy (VSGA) bagi lulusan SMK yang juga akan diselaraskan dengan model sertifikasi SKKNI selama 72 jam pelajaran.
Keempat, Online Academy (OA) bagi pelamar di luar tiga kategori sasaran di atas (pelaku industri, ASN/PNS, TNI/POLRI, dan umum) selama 70 jam pelajaran. Selain materi teknis, program DTS 2019 juga menyediakan beasiswa pelatihan kewirausahaan digital dan pendampingan pasca pelatihan untuk mendapatkan posisi magang atau pekerjaan bagi peserta yang terpilih.
Pendaftaran dibuka tanggal 20 April 2019 dan ditutup pada tanggal 19 Mei 2019 pukul 23.59 WIB. Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran dapat mengunjungi situs resmi: Digital Talent Scholarship.
Dalam Program Digital Talent Scholarship 2019, Kementerian Kominfo juga melibatkan dunia usaha dan industri untuk menyelaraskan kebutuhan sumberdaya manusia di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Dunia industri dapat memberikan masukan mengenai kebutuhan SDM saat ini dan beberapa tahun ke depan, keahlian dan kemampuan apa saja yang dibutuhkan sehingga diharapkan pemenuhan SDM tersebut dapat juga dihasilkan dari program pelatihan.
“Digital Talent Scholarshipdiharapkan menjadi salah satu solusi atas adanya bagian yang hilang dari sistem pendidikan formal dewasa ini, yaitu belum ada keselarasan materi ajar dengan kebutuhan industri, utamanya di bidang teknis,” tutup Rudiantara.
Selain dihadiri oleh Menteri Kominfo Rudiantara, pelatihan juga dihadiri oleh Kepala Balitbang SDM Kominfo Basuki Yusuf Iskandar, Ketua Umum Kadin Rosan Perkasa, Ketua Umum APINDO Hariyadi, komika Cut Medika, dan perwakilan dari dunia usaha dan industri. (lry)
Galery Foto Acara Workshop Optimalisasi Pemanfaatan Lulusan Digital Talent Scholarship Oleh Industri di Indonesia