Surakarta, Ditjen Aptika – Solo merupakan kota industri kreatif yang berpotensi besar di pasar digital. Melalui program UMKM Go Online, pedagang di kota batik ini dapat memperluas area penjualan serta meningkatkan keuntungan mereka.
“Saya melihat solo ini kan masyarakatnya sudah maju. Orang-orangnya juga kreatif, ini kota batik loh. Nah kan seluruh Indonesia itu tahu kualitas batik Solo seperti apa, industri lainnya seperti apa. Dengan berjualan secara online, mereka (UMKM) ini bisa berjualan ke seluruh Indonesia. Jangan batik saja, jangan tekstilnya saja. Kerajinan, cinderamata, serta makanan (oleh-oleh) itu kan potensi juga,” kata Sumarno, Kasubdit. Pengembangan Ekonomi Digital Pariwisata, Transportasi dan Perdagangan, Kementerian Kominfo saat Grebeg Pasar UMKM Go Online di Kota Surakarta, Sabtu (11/5/2019).
Grebeg Pasar UMKM Go Online adalah kegiatan yang dilakukan di beberapa pasar rakyat di beberapa Kabupaten/Kota di Indonesia yang meliputi sosialisasi, pendampingan dan pemanduan bagi para UMKM agar dapat memperluas jangkauan berdagang dan mampu meningkatkan laba dengan membuka toko online di marketplace.
Kegiatan tersebut mendapat dukungan dari Shopee dan Tumbasin sebagai operator marketplace, serta OVO dan Qren sebagai operator pembayaran digital. Dukungan stakeholder sangat penting agar dapat mengedukasi lebih detil manfaat toko online dan pembayaran digital kepada para pedagang.
Sebanyak 24 pandu digital diterjunkan ke pasar-pasar, berkeliling ke kios-kios pedagang untuk melakukan sosialisasi, pendampingan dan pemanduan bagi pedagang pasar. Sebuah booth didirikan di area pasar guna memperlancar proses tersebut agar lebih fokus.
Tak ketinggalan banyak juga pengunjung pasar yang mampir ke booth. Para pengunjung tersebut ternyata memiliki usaha tapi belum berjualan di marketplace. Mereka meminta relawan untuk memandu langkah demi langkah agar bisa berjualan di marketplace.
Puput Karlina, salah seorang pandu digital mengatakan bahwa ada kendala di beberapa pedagang ternyata usianya sudah lanjut dan tidak memakai smartphone. “Khususnya di pasar-pasar tradisional banyak pedagang yang sudah lansia, dimana mereka ini kan gaptek. HP saja masih yang lama (belum smartphone). Kami tetap melakukan sosialisasi, agar nantinya beliau atau anaknya mungkin yang memiliki smartphone dapat meng-install aplikasi untuk berjualan secara online,” tutur Puput.
Selain itu kendala yang umumnya terjadi di pasar-pasar adalah susah sinyal. Di area basement dan area-area yang lebih tertutup serta padat, sinyal sulit diterima. Booth kecil yang sediakan Kominfo cukup membantu pedagang mengatasi masalah tersebut.
Lokasi Grebeg Pasar dilakukan di Pasar Nusukan, Pasar Notoharjo, Pasar Cinderamata, Pasar Eplabes, Pasar Ngudirejeki dan Pasar Triwindu. Tempat lain yang disambangi para pandu digital adalah Benteng Trade Center, Pusat Grosir Solo, Pasar Singosaren, Pasar Depok dan sejumlah lokasi tempat berkumpulnya pedagang UMKM.
Kegiatan Grebeg Pasar di Kota Surakarta digelar selama dua belas hari sejak Senin (29/4) lalu. Lewat kegiatan itu kini 2000 pedagang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) telah terdaftar di marketplace. Melalui toko online Kominfo berharap para pedagang di pasar-pasar dapat memperluas area berdagang dan melipatgandakan keuntungan mereka. (pae)