Jakarta, Ditjen Aptika – Keterbukaan informasi membuat masyarakat lebih mudah mendapatkan informasi mengenai Pemilu. Kampanye pun harus lebih cerdas dan bijak di dunia maya.
“Kampanye untuk Pemilu kali ini cukup berbeda, pawai-pawai berkurang digantikan oleh media sosial, karena media sosial dinilai menjadi media kampanye yang cepat, mudah, dan masif,” ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, pada acara Rumah Demokrasi dengan tema Kita Memilih, di Jakarta, Jumat (12/04/2019).
Pria yang akrab dipanggil Semmy pun melanjutkan, “Pada era digital kampanye harus lebih cerdas dan bijak, baik bagi kontestan maupun pendukung, karena jejak digital tidak bisa hilang. Menurut saya siapa yang dapat memanfaatkan dunia maya paling cerdas yang punya kesempatan menang lebih besar.”
Yosi Mokalu perwakilan dari Siberkreasi melihat pada era digital saat ini banyak sisi positif yang terbentuk karena kreativitas bertambah. “Para kontestan sudah pintar saat berkampanye, tidak to the point mengajak memilih mereka, namun ditampilkan dulu good values seperti jangan golput dan sebagainya baru mengarahkan pikiran kita untuk memilih mereka,” ujar Yosi.
Yosi yang juga sebagai konten kreator berkomitmen untuk memberikan ajakan-ajakan kepada masyarakat pada pra Pemilu, saat Pemilu, dan pasca Pemilu. Ia pun mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengawal momen bersejarah, Pemilu serentak di tahun 2019 ini.
Sementara itu Mira Sahid dari komunitas emak-emak blogger menilai saat ini masyarakat jauh lebih kritis dengan pikiran dan tulisan-tulisannya, tapi terkadang berlebihan dan memunculkan berbagai hal negatif.
“Oleh karena itu perlu ada komunitas seperti Siberkreasi untuk memberikan literasi kepada masyarakat sehingga mereka dapat bijak menghadapi era digital, khususnya menghadapi Pemilu 2019,” kata Mira.
Mengakhiri pesta demokrasi ini Semmy pun mengingatkan pentingnya melanjutkan proses pembangunan. “Era digital merupakan era Indonesia untuk bangkit, karena di era ini ada banyak sekali peluang terbuka bagi mereka yang kreatif. Dahulu belum pernah ada profesi konten kreator, jualan online, dan transportasi online,” katanya.
Pesta demokrasi harus dirayakan tapi tetap dijaga. Harus cerdas dalam mengekspresikan diri, jangan sampai menganggu aktivitas Pemilu. Pada masa tenang yang harus dilakukan ialah evaluasi apa yang telah ditawarkan oleh para calon dan tentukan pilihan dengan hati dan keyakinan.
“Jika di dunia nyata harus tenang maka kita harap di dunia maya juga tenang. Beda pilihan tidak apa-apa yang penting kita tetap satu Indonesia. Jangan lupa untuk mencoblos tanggal 17 April nanti,” tutup Semmy. (lry)
Foto Galery Acara Rumah Demokrasi TVRI “Kita Memilih”