Surakarta, Ditjen Aptika – Pada seri warung literasi digitalk kali ini diusung tema “Mencerahkan Gaya Hidup Warganet Cerdas” guna memberikan bekal pengetahuan dan wawasan terkait Program Literasi Digital terutama dalam menghadapi Kontestasi Pemilu 2019 yang berpotensi dalam menyebabkan konflik horisontal di masyarakat.
“Di tengah sebaran informasi di media digital, bahkan bisa dikatakan sebagai tsunami informasi, maka kemampuan literasi digital menjadi kemampuan strategis. Informasi hoax yang bertebaran, perlu diantisipasi dengan kemampuan memilih dan memilah serta membaca secara analitik, agar mendapatkan informasi yang valid,” ujar Aris Kurniawan, Kasubdit Literasi Digital Ditjen Aptika, Jumat (14/12/2018) di Wedangan Radjiman Surakarta.
Terkait perilaku masyarakat terhadap hoax sendiri, Prenggo Arif Bijaksana menyampaikan, “di era post-truth, orang tidak mencari kebenaran, tetapi mencari affirmasi, konfirmasi, dan dukungan terhadap keyakinan yang dimilikinya. Selain itu juga di era post-truth, masyarakat di manapun, cenderung mencari affirmasi dan konfirmasi atas keyakinan ideologis atau politisnya.”
Niken Setyawati dari Mafindo Surakarta menambahkan, “dalam menghadapi Hoax yang tidak terkontrol, dapat diterapkan strategi berupa berkolaborasi dengan Forum anti Fitnah, Hasut dan Hoax; dan kolaborasi dengan forum-forum anti hoax lainnya. Setiap laporan dan verifikasi ditulis ulang sehingga memudahkan Hoax Buster menyebarkan verifikasi ini. Artikel Cross Check harus dapat di-share dengan mudah sesuai dengan platform medianya (WhatsApp, FB, Twitter). Yang terakhir, Situs Cross Check ini dilengkapi dengan API sehingga dapat dimanfaatkan lebih luas.”
Hasil dari diskusi yang dilakukan adalah agar para warganet dalam menggunakan Internet, harap terus waspada apabila ada isu – isu yang muncul, isu tersebut bisa jadi adalah hoax yang berpotensi menyebabkan konflik horisontal di masyarakat apalagi dengan semakin dekatnya kontestasi Pemilu 2019. Oleh karena itu, diharapkan agar warganet semakin kritis dengan rajin meningkatkan kemampuan literasi digital dan mengecek isu yang beredar ke sumber – sumber terpercaya dari kalangan pemerintah, komunitas yang bereputasi dan juga ke media – media mainstream yang ada serta perlu dikuatkan budaya saring sebelum sharing terhadap isu atau berita yang beredar. (RA)